CNIDARIA

A.  MORFOLOGI

Cnidaria termasuk ke dalam hewan yang memiliki simetri radial. Hewanradial hanya memiliki bagian dorsal (atas) dan bagian ventral (bawah) ataubagian oral (mulut) dan bagian aboral, tapi tidak ada bagian anterior (kepala) danposterior (ekor).

Bentuk tubuh dasar hewan Cnidaria terdiri dari dua variasi, yaitu polip danmedusa yang secara bergantian terjadi pada siklus hidupnya.

Polip adalahbentuk seperti tabung yang menetap dan menempel pada substrat, seperti batu,dibagian aboral (berlawanan dengan mulut) pada tubuhnya. Pada bagian atasterdapat mulut dan anus yang menjadi satu sebagai tempat makan danpengeluaran limbah. Organ ini dikelilingi oleh tentakel.Karena menempel pada substrat, polip bersifat pasif dalammencari makanan dan menggunakan tentakel untuk menangkap mangsa. Padaumumnya ketika berbentuk polip, Cnidaria akan bereproduksi secara aseksual.Membentuk koloni (jika progeninya tetap melekat satu sama lain) atau klon (jikaterpisah progeninya).

Polimorfisme terjadi di koloni dari beberapa spesieshydrozoa dan anthozoa, dimana polipnya memiliki fungsi-fungsi yang khususseperti mencari makan, pertahanan diri, dan reproduksi aseksual.

Beberapakoloni polip, yang dilengkapi dengan tentakel berfungsi untuk mengambilmakanan dan sebagai alat pertahanan diri. Polip lain yang tidak bertentakeldikhususkan untuk bereproduksi dengan menghasilkan medusa kecil melaluipertunasan secara aseksual.

Ukuran Cnidaria polip tidak lebih dari satu milimeteratau lebih, namun bila berbentuk koloni dapat mencapai satu meter lebih untukdiameternya. Sedangkan medusa, berbentuk hampir sama dengan polip hanya letakmulut / anus berada di bawah. Berbeda dengan polip, medusa dapat bergerakbebas di air karena terbawa air atau proses kontraksi tubuhnya yang berbentukseperti lonceng. Cnidaria medusa akan bereproduksi seksual menghasilkan larvayang bermetamorfosis menjadi polip.

Dengan demikian, pada dasarnya polipadalah fase anak dan medusa adalah bentuk dewasa. Contoh Cnidaria dalambentuk medusa adalah ubur ± ubur.Namun tidak semua hewan Cnidaria melewatikedua tahapan bentuk tersebut. Kebanyakan jenis Hyrozoa, danScyphozoa yang melewati tahap polip dan medusa, sedangkan Anthozoa hanyaberbentuk polip dan tidak memiliki tahap medusa.

B.     Anatomi

Hewan Cnidaria termasuk hewan diploblastik. Cnidaria menunjukkan penyusunan lapisan selyang lebih rumit daripada porifera.Tubuh mereka memperlihatkan adanya dualapisan yang berbeda. Oleh karena itu, mereka dinamakan hewan diplopblastik.Dua lapisan tersebut adalah epidermis atau ektodermis pada bagian luar dangastrodermis atau endodermis di bagian luar. Lapisan tersebut dipisah olehmesoglea, sebuah serabut non seluler bermateri seperti jeli yang tipis dibeberapa kelompok seperti hydra namun cukup tebal pada ubur-ubur untukmenolongnya sehingga dapat mengapung.

Sel-sel Pembentuk Lapisan Epidermis.

Epidermis terdiri dari lima tipe dasar sel, yaitu :

  • Sel Epitheliomuskular (sel epitel otot) yang mempunyai ciri bagian dasarnyamelebar dan menempel pada mesoglea dan berisi myofibril yang kontraktil.Sel ini berfungisi sebagai pelindung tubuh dan otot longitudinal sejajar sumbuoral-aboral.
  • Sel Interstitial adalah dasar sel yang dapat membentuk tipe sel lain sepertisperma, sel telur atau cnidosit. Sel ini memiliki berukuran kecil, agak bulat,nukleus besar, dan terletak di antara sel epitel otot. Jadi, sel ini merupakandasar bagi regenerasi dan perbaikan segala bagian tubuh.
  • Sel Kelenjar Lendir berfungsi menghasilkan lendir yang digunakan sebagai pelindung, untuk menagkap mangsa dan melekat pada substrat.
  • Sel Sensori (sel indera) memiliki bentuk panjang langsing dan tegak lurus epidermis. Pangkal sel indera berhubungan dengan sel saraf yang tersusun seperti jala pada epidermis dekat mesoglea.
  • Sel Saraf berbentuk mirip multipolar neuron. Sel ini terletak pada dasar epitel otot dan sejajar mesoglea.

Sel-sel Pembentuk Lapisan Gastrodermis.

Gastrodermis terdiri dari beberapa macam sel, antara lain :

1)    Sel Otot Pencerna (nutritive muscle cells) yang berflagela berfungsi untuk pencernaan dan sebagai otot yang berkerja tegak lurus terhadap sumbu oral-aboral, membentuk lapisan otot melingkar.

2)    Sel Kelenjar Enzim menghasilkan enzim untuk pencernaan di dalam rongga gastrovaskuler.

3)    Sel Kelenjar Lendir (mucus secreting cells) banyak terdapat di sekitar mulut.

C.     FISIOLOGI

Pergerakan

Gerakan pada polip biasanya terbatas, merayap atau meliuk-liuk karenamenempel pada substrat.Tubuh polip seperti Hydra dapat memanjang danmemendek atau melengkung ke berbagai arah. Bila hydra dengan ukuransekitar 8 mm mengambil air dan mengisi rongga gastrovaskulernya, tubuhnyadapat memanjang sampai 20 mm, namun pada saat air dikeluarkan, tubuh dapatmemendek hingga berukuran 1 mm. Medusa dapat berenang bebas. Medusaberenang dengan jalan berdenyut, yang dihasilkan oleh otot melingkar padatepi lonceng, dan meghasilkan getaran vertikal. Sedangkan gerakan horizontaltergantung pada arus laut.

Makanan dan Pencernaan

Kebanyakan Cnidaria adalah karnivora. Jenis makanannya adalah crustaceadan ikan kecil. Cara mendapatkan makanannya adalah menggunakan tentakelbiasanya dengan nematosista. Bila bahan makanan ditangkap, tentakel  memindahkannya ke mulut. Kemudian makanan masuk ke dalam ronggagastrovaskular. Pencernaan dilakukan secara ekstraseluler dengan mensekresienzim semacam tripsin untuk mencerna protein oleh sel kelenjar enzim padagastrodermis. Makanan akan hancur menjadi partikel-partikel kecil sepertibubur dan dengan gerakan flagela diaduk secara merata. Sel otot pencernamempunyai pseudopodia untuk menangkap dan menelan partikel makanan,dan pencernaan dilanjutkan secara intraseluler. Hasil pencernaan didistribusikan ke seluruh tubuh secara difusi. Cadangan makanan berupa lemak danglikogen. Sisa makanan yang tidak terpakai dibuang melalui anus.

Pernafasan dan eksresi

Alat pernapasan dan alat eksresinya khusus tidak ada. Proses yang terjadi adalah pertukaran gas secara difusi melalui seluruh permukaan tubuhnya. Sisa metabolisme juga dibuang secara difusi melalui seluruh permukaan tubuh.

Sistem saraf

Respon saraf dalam cnidaria dikontrol oleh jaringan difusi dari antar penghubung sel sarafyang dinamakan net saraf. Dalam banyak cnidaria, net saraf didistribusikan secara melalui seluruh tubuh. Mereka tidak mempunyai otak atau struktur yang mengontrol istirahat dari net saraf.Tapi dalam bentuk medusa dari beberapa cnidaria seperti ubur ± ubur, beberapa dari sel saraf , Net saraf memudahkan cnidaria untuk menanggapi stimuli tertentu di lingkungannya. Sebagai contoh, ketika sel di epidermis disentuh, mereka menyampaikan sebuah sinyal untuk sel saraf. Sel saraf memancarkan sinyal tersebut melalui net saraf menuju sel kontraktil, yang mana dapat menyebabkan hewan menarik kembali dari stimulus. Di cnidaria dengan net saraf sederhana, stimulus dimanapun pada tubuh menyebabkan sinyal dikirim melalui net saraf dalam sebuah petunjuk. Sinyal ini memberikan kontraksi dari seluruh tubuh. Net saraf juga mengkoordinasikan aktivitas komplek dari tubuh yang dibutuhkan untuk makan dan berjalan melewati lingkungan. Perpindahan melalui tentakel membawa mangsa ke mulut dan mendorongnya menuju rongga gastrovaskuler dikontrol oleh net sarafketika kontraksi ritmik dari tubuh yang medusa berenang melalui air.

D.     REPRODUKSI

Cnidaria berkembang biak secara aseksual dan seksual. Reproduksiaseksual terjadi pada stadium polip dan dilakukan dengan jalan pertunasan(budding), pembelahan atau pencabikan telapak kaki. Suatu tunas terjadi daridinding tubuh yang menonjol keluar diikuti perluasan rongga gastrovaskular,kemudian pada ujungnya terbentuk mulut dan tentakel. Reproduksi aseksualdimungkinkan terjadi karena kebanyakan Cnidaria mempunyai daya generasiyang besar.Tentakel yang putus akan diganti dengan yang baru.Reproduksi seksual umumnya terjadi pada tahap medusa. Sel telur atausperma sebagian besar berasal dari sel interstisial yang mengelompok sehinggamembentuk ovari atau testis.

Bentuk, ukuran dan daur hidup jenis-jenis Cnidariasangat beraneka ragam hingga dikelompokkan menjadi tiga kelas.

1)       Hidrozoa

Hydrozoa (dalam bahasa yunani, hydro = air, zoa = hewan).

Sebagian besar hidup di laut, hanya sedikit hidup di air tawar, terdapat dalam bentuk polip dan medusa pada sebagian besar spesies, fase polip seringkali membentuk koloni. sebagian besar memiliki pergiliran bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya. Hydrozoa dapat hidup soliter. Contoh Hydrozoa adalah Hydra, Obelia, dan Physalia. Untuk Obelia merupakan Hydrozoa yang hidupnya berkoloni di laut. Obelia memiliki bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya.

 

2)       Scyphozoa

Scyphozoa (dalam bahasa yunani, scypho = mangkuk, zoa = hewan) memiliki bentuk dominan berupa medusa dalam siklus hidupnya.Medusa Scyphozoa dikenal dengan ubur-ubur.Medusa umumnya berukuran 2 – 40 cm. Reproduksi dilakukan secara aseksual dan seksual. Polip yang berukuran kecil menghasilkan medusa secara aseksual. Contoh Scyphozoa adalah Cyanea dan Chrysaora fruttescens.

3)       Anthozoa

Anthozoa (dalam bahasa yunani, anthus = bunga, zoa = hewan) memiliki banyak tentakel yang berwarna-warni seperti bunga.Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa,hanya bentuk polip.Polip Anthozoa berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata lainnya.Hidupnya di laut dangkal secara berkoloni.Anthozoa bereproduksi secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta reproduksi seksual menghasilkan gamet.

E.     EKOLOGI

Kebanyakan Cnidaria bentuk polip memerlukan substrat padat untuk tempat menempel, meskipun beberapa bersembunyi dalam sedimen lembut danmemperpanjang mahkota tentakelnya di permukaan laut. Polip berlimpah diperairan dangkal tetapi anemon laut hidup daerah laut dalam. Medusamempertahankan hidupnya di dalam air dan terbawa oleh arus. Beberapa jenis seperti Hydomedusae dan scyphomedusae hidup di permukaan air, umunya diteluk dan sepanjang pantai, sedangkan yang lainnya berlimpah di laut terbuka.

Cnidaria telah berevolusi dengan memiliki pertahanan kimia yang unik sehinggasecara efektif mencegah predator untuk memangsanya.Cnidarians masuk ke dalam kompleks asosiasi dengan berbagaiorganisme lain, termasuk uniseluler ganggang, ikan, dan udang-udangan.

Banyak Cnidaria terutama Anthozoa yang menggantungkan diri padazooxantheallae simbiosis dari jenis Dinoflagellates dalam jaringan untuk bertahanhidup.

Zooxantheallaemerupakan mikroalgae autropik yang termasuk dalam filum Dinoflagellates.Zooxantheallae hidup bersimbiosis dalam jaringan polip koral dan memberikankoral produksi nutrisi melalui aktifitas fotosintesisnya.

Aktifitas inimemilikimanfaat bagi koral dengan melepaskan senyawa karbon untuk meningkatkankalsifikasi. Sedangkan polip koral juga memberi keuntungan bagi zooxantheallaedengan memberikan proteksi lingkungan agar dapat hidup didalamnya danmenyediakan karbondioksida dari hasil respirasi Cnidaria untuk prosesfotosintesisnya.

F.      PERAN / MANFAAT

a)       Koral atau karang laut

Koral dari kelas Anthozoa berfungsi sebagai komponen utama pembentukekosistem terumbu karang. Seperti yang telah kita ketahui terumbu karangmemainkan peran penting dalam kehidupan di lautan. Banyak makhluk hidup yangtergantung padanya. Contoh : berbagai jenis ikan, ganggang dan hewan lautlainnya yang memanfaatkan terumbu karang sebagai tempat hidupnya. Selain itu,keindahan terumbu karang dapat dijadikan objek wisata yang menghasilkandevisa bagi negara. Karang di pantai juga dapat menahan ombak untukmencegah pengikiksan pantai.

b)       Beberapa jenis Cnidaria diperjualbelikan sebagai hewan hias untuk akuarium lauthingga diekspor ke Singapura, Eropa, Amerika Serikat, dan Kanada.

c)        Untuk dikomsumsi dan diperdagangkan sebagai ubur-ubur asin, contohnya adalah jenis Scyopozoa yang tidak beracun yaitu Rhopilema Esculata,Rhizostoma OctopusdanPelagia Noctiluca.

d)       Kerangka koral digunakan sebagai material bangunan untuk membuat semen

e)        Kerangka Cnidaria juga dibuat sebagai perhiasan.

By Alliy Uddin Sidiq

Konsep pendidikan menurut Islam

Dalam al-Qur’an kata pendidikan dikenal dengan istilah tarbiyah.Kata ini berasal dari kata rabba, yurabbi yang berarti memelihara, mengatur, mendidik, seperti yang terdapat dalam surat al-Isra’ [17]: 24. Kata tarbiyah berbeda dengan ta’lîm yang secara harfiyah juga memiliki kesamaan makna yaitu mengajar. Akan tetapi, kata ta’lîm lebih kepada arti transfer of knowladge (pemindahan ilmu dari satu pihak kepada pihak lain). Sedangkan tarbiyah tidak hanya memindahkan ilmu dari satu pihak kepada pihak lain, namun juga penanaman nilai-nilai luhur atau akhlâk al-karîmah, serta pembentukan karakter. Oleh karena itulah, Allah swt menyebut dirinya dengan sebutan rabb yang berarti pemelihara dan pendidik.
Terkait dengan konsep pendidikan dalam Islam, Allah swt telah menggariskannya dalam surat Ali Imran [3]: 79.

مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُؤْتِيَهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِي مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ
Artinya : “Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: “Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah.” Akan tetapi (dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.”
Dari ayat di atas diketahui, bahwa tujuan pendidikan bukan menjadikan manusia sebagai hamba ilmu, budak teori atau penkultusan kepada seorang tokoh ilmuwan. Tetapi tujuan utama dari pendidikan adalah menjadikan manusia sebagai insan rabbani (manusia yang berketuhanan). Pendidikan tidak hanya menjadikan manusia pintar dan menguasai ilmu pengetahuan, namun menjadikan manusia sebagai manusia yang kenal dan takut dengan Tuhannya dengan ilmu yang dimiliki tersebut.
Pada (Q.S. asy-Asyu’ara’ [26]: 197, Allah menyebutkan kata ulama dalam al-Qur’an yang bukan saja manusia yang memahami al-kitab, namun juga manusia yang memahami fenomena alam raya dan merangkaikannya dengan sifat takut kepada Allah (Q.S. Fathir [35]: 28).
Konsep pendidikan yang diperkenalkan dalam ayat di atas adalah belajar dan mengajar sepanjang masa. Allah swt menyebutkan bahwa ciri insan rabbani itu adalah tu’allimûn wa tadrusûn (mengajar dan belajar).

By Alliy Uddin Sidiq

Faktor yang mempengaruhi kerja enzim

Beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah sebagai berikut:

1).Suhu
Sebagian besar enzim mempunyai suhu optimum yang sama dengan suhu normal sel organisme tersebut. Suhu optimum enzim pada hewan poikilotermik di daerah dingin biasanya lebih rendah daripada enzim pada hewan homeotermik. Contohnya, suhu optimum enzim pada manusia adalah 37 derajat celcius, sedangkan pada katak adalah 25 Derajat Celcius.

Kenaikan suhu di atas suhu optimum dapat mengakibatkan peningkatan atau penurunan aktivitas enzim. Secara umum, tiap kenaikan suhu 10 derajat C, kecepatan reaksi menjadi dua kali lipat dalam batas suhu yang wajar. Hal tersebut juga berlaku pada enzim. Panas yang ditimbulkan akibat kenaikan suhu dapat mempercepat reaksi sehingga kecepatan molekul meningkat. Hasilnya adalah frekuensi dan daya tumbukan molekuler juga meningkat.

Akibat kenaikan suhu dalam batas tidak wajar, terjadi perubahan struktur enzim (denaturasi). Enzim yang terdenaturasi akan kehilangan kemampuan katalisnya. Sebagian besar enzim mengalami denaturasi yang tidak dapat balik pada suhu 55-65 Derajat C. Enzim yang secara fisik telah rusak biasanya tidak dapat diperbaiki lagi. Hal tersebut merupakan salah satu alasan bahwa enzim lebih aman dimakan pada makanan yang sudah dimasak.Khususnya daging dan telur daripada makanan mentah.

Pengontrolan panas terhadap susu dan makanan dengan bahan susu lainya secara dramatis mengurangi penyebaran penyakit seperti TBC. Pada suhu kurang dari suhu optimum, aktivitas enzim mengalami penurunan. Enzim masih beraktivitas pada suhu kurang dari 0 derajat C dan aktivitasnya hampir terhenti pada suhu 196 derajat C.

2).pH atau Keasaman
Seluruh enzim peka terhadap perubahan derajat keasaman (pH). Enzim menjadi nonaktif bila diperlakukan pada asam basa yang sangat kuat. Sebagian besar enzim dapat bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang agak sempit. Diluar pH optimum tersebut, kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat. Misalnya, enzim pencerna dilambung mempunyai pH optimum 2 sehingga hanya dapat bekerja pada kondisi sangat asam. Sebaliknya, enzim pencerna protein yang dihasilkan pankreas mempunyai pH Optimum 8,5 . Kebanyakan enzim intrasel mempunyai pH optimum sekitar 7,0 (netral).

Pengaruh pH terhadap kerja enzim dapat terdeteksi karena enzim terdiri atas protein. Jumlah muatan positif dan negative yang terkandung didalam molekul protein serta bentuk permukaan protein sebagian ditentukan oleh pH.

3).Konsentrasi Enzim, Substrat dan Kofaktor.
Jika pH dan suhu suatu sistem enzim dalam keadaan konstan serta jumlah substrat berlebihan, laju reaksi adalah sebanding dengan enzim yang ada. Jika pH, suhu, dan konsentrasi enzim dalam keadaan konstan, reaksi awal hingga batas tertentu sebanding dengan substrat yang ada. Jika sistem enzim memerlukan suatu koenzim atau ion kofaktor , konsentrasi subsrat dapat menentukan laju keseluruhan sistem enzim.

4).Inhibitor Enzim
Enzim dapat dihambat sementara atau tetap oleh inhibitor berupa zat kimia tertentu. Zat kimia tersebut merupakan senyawa selain substrat yang biasa terikat pada sisi aktif enzim (substrat normal) sehingga antara substrat dan inhibitor terjadi persaingan untuk mendapatkan sisi aktif . Persaingan tersebut terjadi karena inhibitor biasanya mempunyai kemiripan kimiawi dengan substrat normal. Pada konsentrasi Substrat yang rendah akan terlihat dampak inhibitor terhadap laju reaksi, kondisi tersebut berbalik bila konsentrasi substrat naik.

By Alliy Uddin Sidiq

Penyakit Stroke

Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah.

WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu.

Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu: stroke iskemik maupun stroke hemorragik.
Stroke iskemik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke adalah stroke Iskemik. Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

1. Stroke Trombotik: proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.
2. Stroke Embolik: Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
3. Hipoperfusion Sistemik: Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.

Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi.

Stroke hemoragik ada 2 jenis, yaitu:

1. Hemoragik Intraserebral: pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak.
2. Hemoragik Subaraknoid: pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak).
Tanda dan Gejala-gejala Stroke

Berdasarkan lokasinya di tubuh, gejala-gejala stroke terbagi menjadi berikut:

1. Bagian sistem saraf pusat : Kelemahan otot (hemiplegia), kaku, menurunnya fungsi sensorik
2. Batang otak, dimana terdapat 12 saraf kranial: menurun kemampuan membau, mengecap, mendengar, dan melihat parsial atau keseluruhan, refleks menurun, ekspresi wajah terganggu, pernafasan dan detak jantung terganggu, lidah lemah.
3. Cerebral cortex: aphasia, apraxia, daya ingat menurun, hemineglect, kebingungan.
Jika tanda-tanda dan gejala tersebut hilang dalam waktu 24 jam, dinyatakan sebagai Transient Ischemic Attack (TIA), dimana merupakan serangan kecil atau serangan awal stroke.

Faktor Penyebab Stroke

Faktor resiko medis, antara lain Hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi), Kolesterol, Aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), Gangguan jantung, diabetes, Riwayat stroke dalam keluarga, Migrain.

Faktor resiko perilaku, antara lain Merokok (aktif & pasif), Makanan tidak sehat (junk food, fast food), Alkohol, Kurang olahraga, Mendengkur, Kontrasepsi oral, Narkoba, Obesitas.

80% pemicu stroke adalah hipertensi dan arteriosklerosis, Menurut statistik. 93% pengidap penyakit trombosis ada hubungannya dengan penyakit tekanan darah tinggi.

Pemicu stroke pada dasarnya adalah, suasana hati yang tidak nyaman (marah-marah), terlalu banyak minum alkohol, merokok dan senang mengkonsumsi makanan yang berlemak.

Derita Pasca Stroke

Sudah Jatuh tertimpa Tangga Pula, peribahasa itulah yang tepat bagi penderita Stroke.

Setelah stroke, sel otak mati dan hematom yg terbentuk akan diserap kembali secara bertahap. Proses alami ini selesai dlm waktu 3 bulan. Pada saat itu, 1/3 orang yang selamat menjadi tergantung dan mungkin mengalami komplikasi yang dapat menyebabkan kematian atau cacat

Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut:

1/3 –> bisa pulih kembali,
1/3 –> mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang,
1/3 sisanya –> mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus menerus di kasur.

Hanya 10-15 % penderita stroke bisa kembali hidup normal seperti sedia kala, sisanya mengalami cacat, sehingga banyak penderita Stroke menderita stress akibat kecacatan yang ditimbulkan setelah diserang stroke.

Akibat Stroke lainnya:

80% penurunan parsial/ total gerakan lengan dan tungkai.
80-90% bermasalah dalam berpikir dan mengingat.
70% menderita depresi.
30 % mengalami kesulitan bicara, menelan, membedakan kanan dan kiri.

Stroke tak lagi hanya menyerang kelompok lansia, namum kini cenderung menyerang generasi muda yang masih produktif. Stroke juga tak lagi menjadi milik warga kota yang berkecukupan , namun juga dialami oleh warga pedesaan yang hidup dengan serba keterbatasan.

Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktifitas serta dapat mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi keluarga. Selain karena besarnya biaya pengobatan paska stroke , juga yang menderita stroke adalah tulang punggung keluarga yang biasanya kurang melakukan gaya hidup sehat, akibat kesibukan yang padat.

Stroke sangat dapat dicegah,
Hampir 85% dari semua stroke dapat DICEGAH ,

Karena Ancaman stroke hingga merenggut nyawa dan derita akibat stroke. Hidup BEBAS tanpa STROKE merupakan dambaan bagi semua orang.

Tak heran semua orang selalu berupaya untuk mencegah Stroke atau mengurangi faktor risiko dengan menerapkan pola hidup sehat, olahraga teratur, penghindari stress hingga meminum obat atau suplemen untuk menjaga kesehatan pembuluh darah hingga dapat mencegah terjadinya Stroke.

By Alliy Uddin Sidiq